Kuntilanak itu sama dengan Pontianak yang artinya perempuan yang mati pada saat melahirkan dan arwahnya gentayangan untuk balas dendam.
Dalam
cerita rakyat Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita
cantik. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk
menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga
Kemboja Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah
kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak dikatakan
sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan
yang sunyi. Dalam cerita seram dan film horor televise Malaysia
kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di
bagian tengkuk, seperti vampire.
Agak
berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut
tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu
dengan penampakan saja. Jenis yang memiliki lubang di punggung
sebagaimana deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat bersemayam.
Nah yang jadi pertanyaannya saya berikutnya kenapa Kalimantan memilih nama Pontianak atau Kuntilanak sebagai nama Ibukota? Apakah
ada hubungannya antara Kuntilanak dengan Ibukota Kalimantan Barat
tersebut? Sayapun mengetik kata sejarah Pontianak di Google dan hasilnya
diluar dugaan ternyata benar ada kaitannya kuntilanak dan Pontianak.
konon menurut cerita Nama Pontianak dipercaya ada kaitannya dengan kisah
dongeng Syarif Abdurahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak
ketika beliau menyusuri Sungai kapuas sepanjang 1100 kilometer, sungai
terpanjang di Indonesia. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa
melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan
dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya
didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas
dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam
Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak.
Mungkin para pembaca sudah banyak yang tahu bahwa Pontianak = kuntilanak tapi
karena saya baru tahu sekarang maka saya menulis tentang hal ini karena
saya pikir ini hal menarik kenapa nama hantu bisa diabadikan sebagai
ibukota.
Berdirinya
Kota Pontianak Pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah yang bertepatan pada
tanggal 23 Oktober 1771 Masehi, rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie
membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak Sungai Kapuas Kecil dan
Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal
dan tempat tersebut diberi nama Pontianak. Berkat kepemimpinan Syarif
Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota Perdagangan
dan Pelabuhan. Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie
dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama. Letak pusat pemerintahan
ditandai dengan berdirinya Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan
Istana Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis
Kecamatan Pontianak Timur. Adapun Sultan yang pernah memegang tampuk
Pemerintahan Kesultanan Pontianak: 1. Syarif Abdurrahman Alkadrie
memerintah dari tahun 1771-1808 2. Syarif Kasim Alkadrie memerintah dari
tahun 1808-1819. 3. Syarif Osman Alkadrie memerintah dari tahun
1819-1855. 4. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1855-1872. 5.
Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dari tahun 1872-1895. 6. Syarif
Muhammad Alkadrie memerintah dari tahun 1895-1944. 7. Syarif Thaha
Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945. 8. Syarif Hamid Alkadrie
memerintah dari tabun 1945-1950.
Kota
Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie (lahir 1742 H)
yang membuka pertama Kota Pontianak, pada hari Rabu tanggal 23 Oktober
1771 bertepatan dengan tanggal 14 Radjab 1185, untuk kemudian pada
Hijriah sanah 1192 delapan hari bulan Sja'ban hari Isnen, SYARIF
ABDURRAHMAN ALKADRIE dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Pontianak.
Selanjutnya 2 tahun kemudian setelah Sultan Kerajaan Pontianak
dinobatkan, maka pada Hijrah sanah 1194 bersamaan tahun 1778, masuk
dominasi kolonialis Belanda dari Batavia (Betawi) utusannya Petor
(Asistent Resident) dari Rembang bernama WILLEM ARDINPOLA, dan mulai
pada masa itu bangsa Belanda berada di Pontianak, oleh Sultan Pontianak.
Bangsa Belanda itu ditempatkan di seberang Keraton Pontianak yang
terkenal dengan nama TANAH SERIBU (Verkendepaal). Dan baru pada tanggal 5
Juli 1779, 0.1.
Compagnie
Belanda membuat perjanjian (Politiek Contract) dengan Sultan Pontianak
tentang penduduk Tanah Seribu (Verkendepaal) untuk dijadikan tempat
kegiatan bangsa Belanda, dan seterusnya menjadi tempat/kedudukan
Pemerintah Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah
Keresidenan Borneo lstana Kadariah Barat), dan Asistent Resident het
Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asistent Resident Kepala Daerah
Kabupaten Pontianak) dan selanjutnya Controleur het Hoofd
Onderaffleeling van Pontianak/ Hoofd Plaatselijk Bestur van Pontianak
(bersamaan dengan Kepatihan) membawahi Demang het Hoofd der Distrik Van
Pontianak (Wedana) Asistent Demang het Hoofd der Onderdistrik van
Siantan (Ass. Wedana/ Camat) Asistent Demang het Hoofd der Onderdistrik
van Sungai Kakap (Ass. Wedana/Camat).
No comments:
Post a Comment